MENGUNGKAPKAN KEMBALI PIKIRAN , PERASAAN, DAN PENGALAMAN DALAM CERITA PENDEK

Pengalaman

(Teman-teman, kemarin di depan halaman sebuah supermarket, aku menyaksikan peristiwa unik. Ceritanya begini.)

Ada seorang anak, yahhh, umurnya mungkin 2,5 -3 tahunan. Dia menarik-narik lengan ibunya. Tangannya yang satu terus menuding-nuding ke satu arah. Sang ibu malahmenariknya untuk langsung masuk ke toko swalayan. Anak kecil itu tidak mau bergeming. Jadinya, cukup lama mereka berdua tarik menarik. Akhirnya sang ibu mengalah, membuka dompetnya. Si anak mendapat dua logam seratus rupiahan. Dia segera berlari dengan wajah berbinar. Dua keping uang logam seratus rupiahan itu diangsurkan ke dalam kaleng seorang pengemis tua. Lalu dia kembali kepada ibunya. Parasnya tampak bergembira! Beberapa orang melihat peristiwa itu, termasuk diriku tentunya, sungguh sangat terpana. Seandainya teman-teman menyaksikan sendiri peristiwa itu, hati teman-teman pasti tersentuh.

Perhatikan bagian-bagian teks yang dibedakan (dimiringkan) tersebut. Bagian bagian itu dapat menjadi alur cerpen dengan dibubuhi percakapan, latar, dan karakterisasi.

Contoh Pengembangan

Suatu siang yang cukup terik. Di halaman parkir sebuah supermarket. Seorang ibu dan anak, umurnya si anak sekitar 3 tahun – baru saja turun dari mobil -. Setelah melewati pengemis tua, si anak menarik-narik tangan ibunya.

“Mam, minta uang recehnya dong!”

“Tidak boleh. Mau kamu berikan dia, kan?” jawab ibunya sambil menuding pengemis yang duduk dengan kaleng bekas di samping kanannya.

Si anak malah makin kencang menarik tangan ibunya. Mata sang ibu terbelalak memandang anaknya yang merujuk tidak sesuai dengan harapannya. Sang ibu tidak bergeming dengan sikapnya.

“ Pengemis akan makin manja bila diberi terus menerus,” ibunya mencoba mengutarakan alasan penolakannya.

“Pengemis itu sudah tidak mampu kerja, Mam!”

“Ah, kamu sok tahu! Pokoknya gak usah sok dermawan! Ayo, masuk!”

Menyentak tangan si anak. Si anak menolak, tidak mau bergeming di tempat.

Dan seterusnya ....